Peluang Bisnis MASA DEPAN ANDA

Peluang Bisnis MASA DEPAN ANDA
Dengan membangun jaringan yang kokoh, berarti kita BEKERJA SEKALI, TAPI HASILNYA KITA BISA NIKMATI TERUS MENERUS. Inilah maksud sebenarnya dari PASSIVE INCOME.

'CARA BERBAHAGIA

Posted by Zachrie Achmad Minggu, 18 Oktober 2015 0 komentar

CARA BERBAHAGIA


Kebahagiaan itu kadang egois, mungkin kita tak akan peduli dengan siapapun yang akan terluka. Yang penting itu kita bahagia dan merasa puas. Tidakkah kita berpikir ada orang lain yang juga ingin bahagia, mengapa harus mereka yang akan jadi korban dalam kebahagiaan kita? Mengapa harus mereka yang terluka?

Mungkin itulah yang aku rasakan. Aku merasa sedih sekali, ketika harus menerima kenyataan bahwa keluargaku yang tidak utuh. Mungkin inilah takdir Tuhan! Tetapi, aku tau Tuhan tidak sejahat itu. Tuhan tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Tidak ada sedikitpun orang yang tahu, kalau ada 1000 duka yang aku simpan di hari ulang-tahunku ini. Entah apa yang aku pikirkan? Mungkin aku hanya perlu waktu, menceritakan masalahku kepada seseorang yang aku percaya. Aku tidak mau siapapun yang tau tentang keadaanku ini. Aku pikir, apa mereka akan perduli?
Sebelum berangkat sekolah, aku mencium tangan mama untuk pamit pergi ke sekolah dan disaat itu juga mama mencium keningku serta mengucapkan “Selamat Ulang-Tahun Sayang”.
Tepat jam 07.10 pagi, aku tiba di sekolah. Dengan wajah kupaksakan untuk tersenyum, aku berjalan menelusuri lorong kelas, melewati kakak-kakak kelas dan teman-teman yang lain, yang sedang bercanda ria dan ada juga yang sedang asik membaca buku.

Sesampainya di depan kelasku, aku melihat teman-teman sedang belajar karena hari ini ada ulangan harian. Tiba-tiba, ketika mereka melihat kehadiranku. Mereka langsung mendatangiku, teriak-teriak histeris, memelukku, dan mengucapkan “Selamat ulang-tahun Fiona”. Satu persatu aku menerima jabatan tangan dan ucapan serta doa mereka. Terima kasih teman?
Aku terharu, dengan keperdulian mereka. Aku senang bisa berteman dengan mereka.

Aku berharap di hari ini, aku hanya akan merasakan kebahagiaan dan tidak mau ada kesedihan. Ternyata, semakin aku pikirkan kesedihanku semakin membuatku meneteskan airmata. Hangatnya airmataku yang mengalir di pipiku semakin menjadi, karena aku teringat masa-laluku yang indah.

Di hari ulang-tahunku ini, aku ingin keluargaku berkumpul dan mengucapkan selamat ulang-tahun kepadaku, seperti tahun kemarin. Namun, sepertinya tidak sesuai dengan harapanku karena saat ini semuanya sudah berubah.
Aku rindu, aku rindu keluargaku yang dulu. Aku rindu, ketika aku berumur 3 tahun, ayah dan ibu membelikanku kue ulang-tahun yang sangat enak dan kami merayakannya berempat bersama kakakku.

Teman-temanku, sahabatku, guru-guru, orang-orang tersayang, keluarga, dan ibuku mengucapkan dan menyertakan doa untukku agar selalu menjadi yang terbaik dan memberikan harapan yang terbaik. Aku senang mereka mengingat hari lahirku. Tetapi, sekejap aku ingat seseorang, aku merasa ada yang kurang. Kalian tahu itu apa?
Aku merasa ada yang kurang, karena ayahku belum mengucapkannya. Aku menunggu dan terus menunggu. Aku sedih, apa dia lupa? Apa dia tidak tau hari ini adalah hari ulang-tahunku?

Bisakah kalian merasakan? Sedih yang aku rasakan. Jauh dari ayah karena perpisahan orangtua yang menyebabkan anak jauh dari salah satunya. Tidak bisa merasakan kasih-sayang yang sempurna dari keduanya. Sanggupkah kalian jika harus melupakan masa lalu yang indah dan masa kecil yang bahagia itu?

Terkadang, aku merasa tidak cukup kuat menghadapi kenyataan ini, masalah-masalah yang terus datang silih-berganti, dan belum lagi harus bisa konsentrasi saat belajar di sekolah.

Setelah menunggu lama, akhirnya Ayahku juga ingat dengan hari lahirku. Aku menangis, karena sebenarnya masih ada keperdulian dari Ayah. Meskipun, pada malam harinya Ayah baru mengucapkannya. Aku terharu mendengar kata-kata Ayah agar aku bisa menjadi lebih dewasa dalam berpikir dan bertindak, tetap mempertahankan prestasiku dan selalu menjaga kesehatan. Terima-kasih Ayah! Aku menyayangimu.

Selama aku berumur 15 tahun, beribu-beribu cobaan yang aku terima. Aku sempat jatuh dan terpuruk dalam penderitaan itu. Namun, aku tetap berjuang dan tidak pernah putus asa. Aku tahu, mungkin aku cukup kuat menjalani ini semua. Aku mencoba menutupi masalah hidupku agar prestasiku tidak menurun. Dan aku mencoba menganggap semuanya baik-baik saja. Pedih yang kurasakan menjalani semua sandiwara ini.

Tepatnya hari ini, umurku sudah bertambah satu tahun. Semoga aku bisa lebih dewasa dan aku harus bisa mencoba menerima semua kenyataan ini. Tidak pernah putus asa dan terus semangat. Karena semua yang berlalu, belum tentu bisa kembali.

Perlunya Motivasi dan spirit untuk menyemangati anak seperti kami agar tidak jatuh, sangat diperlukan dengan mengkondisikan keadaan seperti saat semua baik-baik saja.

Dengarlah jeritan kami! Mungkin tanpa orangtua sadari, KAMI! Anak-anakmu menanggung “Beban Psikis” yang luar biasa kuat. Kehilangan kasih sayang, kehilangan penopang, kehilangan tempat “bernaung” dan paling fatal adalah kehilangan “jiwa dan diri sendiri”.
“.. Kami anak-anakmu, perhatikan kami, kami tak cukup kuat untuk semua ini. Kami anak-anakmu dan tolonglah kami. Yang kami ingin hanya, semuanya KEMBALI ..”

Teman, ingatlah! keterpurukan terus menerus akan membuat kita jatuh, maka bangkitlah!! Kita tidak sendiri, yakinlah Tuhan selalu ada untuk kita. Berbahagialah! Kamu termasuk orang yang beruntung bisa menjalani hidup dengan keluarga yang utuh. Manfaatkanlah hidupmu dengan sebaik-baiknya. Kesempatan tidak datang untuk kedua kalinya.

Mungkin, seringkali ketika kita hilang harapan dan berpikir “Ini adalah Akhir dari segalanya”, Tuhan tersenyum dari atas dan berkata “Tenang sayang, itu hanyalah belokan bukan akhir!”. Semua akan indah pada waktunya, Percayalah!

*Dengan membangun mental bahwa realitanya kita masih hidup dan HARUS hidup akan membantu kita untuk bangkit, Sabar dan bahagiakanlah dirimu, kawan!*


Baca Selengkapnya ....

Manajemen SDM Kusut Institusi Gayus

Posted by Zachrie Achmad Sabtu, 19 September 2015 0 komentar

Pengembangan upaya mengurai benang kusut makelar kasus manipulasi pajak Gayus Tambunan (GT), salah satu simpulnya mau tak mau mengait pada soal pengawasan dan manajemen personalia (SDM) Kementerian Keuangan RI. Khususnya di institusi yang dari tahun ke tahun makin jadi andalan untuk mengumpulkan dana bagi pembiayaan pembangunan di republik ini. Yang paling ironis ternyata tidak ada tanggapan apapun–apalagi tindakan–dari Ditjen Pajak meskipun pegawainya sudah disidang terkait dakwaan tindak pidana. Pasal yang di perusahaan swasta pasti sudah jadi masalah besar.
Kesimpulan setelah kasus duit haram 28 miliar itu meledak juga menunjukkan kenyataan lebih pahit betapa peningkatan gaji ternyata hanya instrumen mandul yang bisa jadi sama sekali tak ada kaitannya dengan peningkatan kinerja, disiplin, maupun semakin tebalnya iman dalam menumpas godaan berbuat korup. Sebagian orang mengatakan topik yang kian populer dengan sebutan perbaikan renumerasi itu bisa jadi solusi lumayan pas untuk memenuhi kebutuhan tapi hampir pasti bukan obat mujarab menekan keserakahan.
Bahkan bukan sekadar soal efektivitas, kebijakan kenaikan gaji yang bikin iri khususnya tentara dan polisi itu, memang jadi terkesan asal-asalan karena ibarat usus buntu dicoba diatasi dengan obat pusing. Bisa jadi memang gaji layak perlu, tapi yang tampaknya tidak dikaji saksama–meskipun mungkin secara logis dan intuitif mestinya bisa dirasakan oleh para petinggi kementerian

Baca Selengkapnya ....

Wiro Sableng #25 : Cinta Orang Orang Gagah

Posted by Zachrie Achmad Rabu, 16 September 2015 0 komentar
WIRO SABLENG

Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Karya: Bastian Tito

SAAT ITU menjelang fajar menyingsing. Kesunyian dirobek oleh suara tawa bergelak seseorang. Orang ini tengah berlari cepat ke jurusan timur. Jelas suara tawanya bukan tawa sembarangan. Bukan saja mengejutkan burung-burung serta binatang-binatang lain yang tengah tertidur nyenyak dalam pelukan udara dingin, tetapi juga menggetarkan tanah pada tempat-tempat yang dilajuinya.

Begitu cepat manusia ini berlari hingga dalam waktu singkat dia sudah menempuh jarak ratusan tombak. Suara tawanya masih juga terus mengumandang. Di lain saat di ufuk timur merambas sinar terang tanda matahari telah terbit menyembulkan diri. Tanda malam telah berganti dengan siang.

Orang itu hentikan larinya. Dibasahinya mukanya dengan air embun yang menempel pada dedaunan di sekitarnya, Setelah merasakan kesegaran maka dia meneruskan perjalanan kembali. Seperti tadi lagi-lagi berlari sambil mengumbar tawa. Namun sekali ini suara tawanya tidak berlangsung lama.

Dua bayangan hijau berkelebat. Satu teguran yang hampir merupakan ben

Baca Selengkapnya ....

Gifts For Gladys

Posted by Zachrie Achmad Minggu, 13 September 2015 0 komentar

Namanya Gladys Cindya Zafira. Gadis perempuan berumur 10 tahun, yang “tidak” mempunyai hobi. Bakatnya pun, belum terlihat. Satu-satunya yang dia benci, adalah MENULIS. Yap, MENULIS. Mau menulis apa saja, dari diary, rangkuman, cerita, humor, pantun, apa saja yang bersangkutan dengan menulis dia benci.
Berkali-kali Cindy, Aurell, Mama, dan Ayah membujuknya untuk menulis. Terutama rangkuman pelajaran, karena nilai Gladys tahun lalu menurun drastis. Dia mendapatkan ranking 15 dari 25 anak di kelasnya. Dari membelikannya sticky notes, buku tulis tebal, diary lucu, dan lainnya. Barang-barang itu tadinya menumpuk di laci Gladys hingga Aurell kakaknya yang duduk di kelas 2 SMP memakainya.
Gladys, Anak bungsu dari 3 bersaudara. Kakak pertamanya, Shafira Anidya Shalsabila, tapi dia maunya dipanggil Cindy. Cindy duduk di kelas 1 SMA. Dia baik, dan bertanggungjawab sebagai kakak sulung, juga sangat menyayangi Gladys walau kadang Cindy kewalahan dengan sikap Gladys.
Kakak Gladys yang kedua, Aurellia Zhahira Khainisa atau Aurell. Aurel baik banget, selalu mengalah, pintar (bangeeeett), dan tentunya sayang banget sama Gladys.
“Gladys, aku tadi dikasih buku tulis dua sama temenku. Bisa buat catat-catat pelajaran kan? Mau gak? Nih yang gambarnya Hello Kitty”, kata Aurell sepulang sekolahnya, sambil melepas jilbab putihnya.
“Mmm… ng… iya”, G

Baca Selengkapnya ....

Ifa Yang di Dunia Maya Bukan Ifa Yang Sebenarnya

Posted by Zachrie Achmad Sabtu, 05 September 2015 0 komentar
Ifa Yang di Dunia Maya Bukan Ifa Yang Sebenarnya Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Hai guys! Perkenalkan, namaku Rafifah Zalika Ulya Zahirah. Aku biasa di panggil Afifah atau juga Fifah. Terserah kalian deh, yang penting jangan panggil om aja ya! aku lahir di Bandung, 2 September 2000. Sekarang aku duduk di bangku kelas 9 SMP. harusnya, aku masih kelas 6 seperti Ifa, saudara kembarku. Ifa lahir setelah beberapa jam kemudian. Ketika TK, aku ingin masuk sd dan Ifa ingin libur dulu sekolahnya. Ifa ingin home schooling tetapi Ummi tidak memperbolehkannya. Jadi, saat aku kelas 6, Ifa sudah kelas 3 sekolah dasar.

aku, Ifa, Ummi, dan Abi adalah Facebook-ers. Sampai-sampai, aku membuat novel ke salah satu penerbit. Alhasil, novel ku terbit dan best seller. Di bukuku, terdapat facebook saudara adik kembarku, yaitu Ifa. Dari pagi hingga malam, Ifa asyik facebook-an. Karena sekarang Ifa sudah menerima hasil Un nemnya. Oh, iya! Ngomong-ngomong nama facebook Ifa itu Afifah Rafifah. Nama lengkap sebenarnya adalah Afifah Nur Aifah.

Malam ini, Ifa sedang di rawat di rumah sakit karena terserang penyakit demam berdarah. Tiba-tiba, ide terbesit untuk menjaili adikku Ifa, terlintas dibenakku. Langsung saja, mengambil modem juga laptopku. Setelah semua selesai, aku membuka facebook. Tidak lama kemudian, muncullah layar facebook di monitor. Aku segera menuliskan e-mail dan kata sandi facebook Ifa.

Sret.. O-ow, ternyata pesan di facebook Ifa
... baca selengkapnya di Ifa Yang di Dunia Maya Bukan Ifa Yang Sebenarnya Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1


Baca Selengkapnya ....

Disengsarakan Spekulan Minyak?

Posted by Zachrie Achmad Kamis, 27 Agustus 2015 0 komentar
Disengsarakan Spekulan Minyak? Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

INVESTASI alternatif dengan janji untung besar, siapa yang tidak tertarik?

Suatu sore, di satu kafe di sekitar Pancoran, saya bertemu dengan seorang pejabat yang minta bantuan saya terkait dengan rencananya untuk menulis buku. Namun ternyata itu bukan pertemuan “bilateral” antara saya dengan pejabat tersebut, melainkan pertemuan “multilateral”. Setelah sekitar satu jam kami bebicara, datang dua perempuan cantik yang juga janji bertemu dengan sang pejabat.

“Sebentar lagi saya akan ada tamu lain, tolong Mas Her jangan pergi, nanti saya akan minta Mas Her memberi pertimbangan,” kata pejabat tersebut.

Tamu tersebut ya dua perempuan cantik itu.

Setelah berbasa-basi sejenak kedua perempuan itu mulai menawarkan investasi yang menurut mereka sangat menjanjikan. “Bapak boleh pilih, mau investasi di komoditas atau forex… dijamin untung karena ditangani oleh orang yang berpengalaman di bidangnya.” Kedua perempuan itu mulai memberi kesaksian sambil berbisik “ini rahasia lho…” bahwa pejabat A artis B dan pengusaha C adalah para nasabah perusahaannya yang menangguk untung besar. Keduanya, secara bergantian namun terasa agresif, berusaha menjelaskan bagaimana mungkin investasi itu menguntungkan.

“Ada yang untung lebih dari 100 persen dalam sebulan,” kata yang satu.

Sang pejabat mulai senyum-senyum, sesekali melirik
... baca selengkapnya di Disengsarakan Spekulan Minyak? Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1


Baca Selengkapnya ....

Perang dengan Kemiskinan Mental

Posted by Zachrie Achmad Senin, 24 Agustus 2015 0 komentar
Perang dengan Kemiskinan Mental Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Beberapa bulan terakhir ini, kita semua tak lepas dari wacana kebangkitan bangsa Indonesia. Para politisi, pengusaha, cendekiawan, agamawan, akademisi, mahasiswa, dan hampir semua kalangan, dengan bersemangat membicarakan bagaimana membangkitkan kembali bangsa yang besar ini. Siapa yang harus memulai bekerja keras membangkitkan Indonesia kembali? Para pemimpin? Atau “mereka” di luar sana? Atau justru harus dimulai dari diri kita sendiri? Pada 2400 tahun yang lalu, berlaku prinsip kill or to be killed, membunuh atau dibunuh. Supaya survive maka harus berperang membunuh musuh. Filosofi survival zaman kehidupan Sun Tzu ini, sesungguhnya masih ada relevansinya! Tentu saja, relevansinya bukan pada membunuh orang lain. Dalam konteks bangsa ini, peperangan sesungguhnya tidak terjadi “di luar sana”, melainkan perang terjadi “di dalam diri kita”. Artinya, kita harus berperang melawan kemiskinan mental yang sekian lama telah membelenggu diri kita.

Apa itu kemiskinan mental? Kemisk
... baca selengkapnya di Perang dengan Kemiskinan Mental Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1


Baca Selengkapnya ....
Template by Sang Pena PELANGI | Copyright of 999 Lukisan Kata .

Translate

fol

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Follow