Kata Kata Cinta Kahlil Gibran
Kata kata cinta Kahlil Gibran mampu memberikan suatu perubahan pada diri
seseorang karena makna akan kata bijak yang sering ia lontarkan semasa hidupnya

Kata Kata Cinta Kahlil
Gibran Yang Penuh Makna
kata-kata-cinta-kahlil-gibran – Siapa yang tidak kenal Kahlil Gibran sang pujangga cinta
yang namanya sudah dikenal oleh semua pecinta sastra dan karya dan kata – kata
cinta nya Kahlil Gibran hingga kini masih dicari oleh jutaan remaja dan dewasa
yang sedang dilanda cinta. Jadi jangan heran jika banyak orang yang menyebutnya
sang Maestro Cinta. Kata kata cinta Kahlil Gibran mampu memberikan suatu
perubahan pada diri seseorang karena makna akan kata bijak yang sering ia
lontarkan semasa hidupnya.
Aku mencintaimu
kekasihku, sebelum kita berdekatan, sejak pertama kulihat engkau. Aku tahu ini
adalah takdir. Kita akan selalu bersama dan tidak akan ada yang memisahkan
kita. (Khalil Gibran)
Aku mencintaimu saat
engkau sujud di mesjidmu, berlutut di pura mu, berdoa di gereja mu. Kau dan aku
adalah anak-anak dari salah satu agama, dan itulah jiwa. (Khalil Gibran)
Aku mencintaimu wahai
kekasihku, sebelum kita berdekatan, sejak pertama kulihat engkau. Aku tahu ini
adalah takdir. Kita akan selalu bersama dan tidak akan ada yang memisahkan
kita. Jangan menangis, Kekasihku… Janganlah menangis dan berbahagialah, karena
kita diikat bersama dalam cinta. (Khalil Gibran)
Aku tidak mengetahui
kebenaran mutlak. Tetapi aku menyedari kebodohanku itu, dan di situlah terletak
kehormatan dan pahalaku.
sukacita dan dukacita adalah dua hal yang tak terpisahkan…bersamaan mereka
datang dan ketika satu di antaranya duduk bersamamu…ingatlah bahwa yang lainnya
sedang tidur di atas tempat tidurmu. (Khalil Gibran)
Tapi bagaimanakah bekerja
dengan rasa cinta itu ? Bagaikan menenun kain dengan benang yang ditarik dari
jantungmu, seolah-olah kekasihmu yang akan memakainya kelak. (Khalil Gibran)
Tubuh mempunyai keinginan
yang tidak kita ketahui. Mereka dipisahkan karena alasan duniawi dan dipisahkan
di ujung bumi. Namun jiwa tetap ada di tangan cinta… terus hidup… sampai
kematian datang dan menyeret mereka kepada Tuhan… (Khalil Gibran)
Tuhan telah memasang
suluh dalam hati kita yang menyinarkan pengetahuan dan keindahan; berdosalah
mereka yang mematikan suluh itu dan menguburkannya ke dalam abu. (Khalil
Gibran)
Tuhan telah menyalakan
obor dalam hatimu yang memancarkan cahaya pengetahuan dan keindahan; sungguh
berdosa jika kita memadamkannya dan mencampakkannya dalam abu. (Khalil Gibran)
Uang receh yang engkau
jatuhkan ke dalam tangan-tangan rapuh yang terulur di hadapanmu adalah
satu-satunya rantai emas yang mengikat hatimu yang mulia dengan hati Tuhan yang
penuh cinta. (Khalil Gibran)
Dan, apa yang kucintai
kini… akan kucintai sampai akhir hidupku, kerana cinta adalah semua yang dapat
kucapai… dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya. (Khalil Gibran)
Dialah ladang hati, yang
kau taburi dengan kasih dan kau subur dengan penuh rasa terima kasih. Dan dia
pulalah naungan dan pendianganmu. Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan
mencarinya saat jiwa memerlukan kedamaian. (Khalil Gibran)
Dirimu terdiri dari dua;
satu membayangkan ia mengetahui dirinya dan yang satu lagi membayangkan bahawa
orang lain mengetahui ia. (Khalil Gibran)
Apa yang telah kucintai
laksana seorang anak kini tak henti-hentinya aku mencintai… Dan, apa yang
kucintai kini… akan kucintai sampai akhir hidupku, karena cinta ialah semua
yang dapat kucapai… dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya (Khalil
Gibran)
Banyak di antara yang
kalian menderita adalah pilihan kalian sendiri – ubat pahit kehidupan agar
manusia sembuh dari luka hati dan penyakit jiwa. Percayalah tabib kehidupan dan
teguk habis ramuan pahit itu dengan cekal dan tanpa bicara. (Khalil Gibran)
Bekerja dengan rasa
cinta, bererti menyatukan diri dengan diri kalian sendiri, dengan diri orang
lain dan kepada Tuhan. Tapi bagaimanakah bekerja dengan rasa cinta itu? Bekerja
dengan cinta bagaikan menenun kain dengan benang yang ditarik dari jantungmu,
seolah-olah kekasihmu yang akan memakainya kelak. (Khalil Gibran)
Berpasangan engkau telah
diciptakan, dan selamanya engkau akan berpasangan. Bersamalah dikau tatkala
Sang Maut merenggut umurmu, Ya, bahkan bersama pula kalian, dalam ingatan sunyi
Tuhan. Namun biarkan ada ruang antara kebersamaan itu, Tempat angin surya
menari-nari diantaramu………….. (Khalil Gibran)
Bila dua orang wanita
berbicara, mereka tidak mengatakan apa-apa; tetapi jika seorang saja yang
berbicara, dia akan membuka semua tabir kehidupannya. (Khalil Gibran)
Cinta adalah satu-satunya
kebebasan di dunia, karena cinta itu membangkitkan semangat,hukum-hukum
kemanusiaan dan gejala alami pun tak mampu mengubah perjalanannya. (Khalil
Gibran)
Cinta berlalu di depan
kita, terbalut dalam kerendahan hati; tetapi kita lari dari padanya dalam
ketakutan, atau bersembunyi di dalam kegelapan; atau yang lain mengejarnya,
untuk berbuat jahat atas namanya (Khalil Gibran)
Cinta tidak menyadari
kedalamannya dan terasa pada saat perpisahan pun tiba. Dan saat tangan
laki-laki menyentuh tangan seorang perempuan mereka berdua telah menyentuh hati
keabadian (Khalil Gibran)
Seorang wanita telah
dilengkapi oleh Tuhan dengan keindahan jiwa dan raga adalah suatau kebenaran,
yang sekaligus nyata dan maya, yang hanya bisa kita fahami dengan cinta kasih,
dan hanya bisa kita sentuh dengan kebajikan. (Khalil Gibran)
Setetes airmata
menyatukanku dengan mereka yang patah hati; seulas senyum menjadi sebuah tanda
kebahagiaanku dalam keberadaan… Aku merasa lebih baik jika aku mati dalam
hasrat dan kerinduan… ketimbang jika aku hidup menjemukan dan putus asa (Khalil
Gibran)
Setitis airmata
menyatukanku dengan mereka yang patah hati; seulas senyum menjadi sebuah tanda
kebahagiaanku dalam kewujudan… Aku merasa lebih baik jika aku mati dalam hasrat
dan kerinduan… dari aku hidup menjemukan dan putus asa (Khalil Gibran)
Suara kehidupanku memang
tak akan mampu menjangkau telinga kehidupanmu; tapi marilah kita cuba saling
bicara barangkali kita dapat mengusir kesepian dan tidak merasa jemu. (Khalil
Gibran)
Doa adalah lagu hati yang
membimbing ke arah singgahsana Tuhan meskipun ditingkah oleh suara ribuan orang
yang sedang meratap. (Khalil Gibran).
Kesenangan adalah
kesedihan yang terbuka bekasnya. Tawa dan airmata datang dari sumber yang sama.
Semakin dalam kesedihan menggoreskan luka ke dalam jiwa semakin mampu sang jiwa
menampung kebahagiaan (Khalil Gibran)
Kesepianku lahir ketika
orang-orang memuji kelemahan-kelemahanku yang ramah dan menyalahkan
kebajikan-kebajikanku yang pendiam. (Khalil Gibran)
Ketika aku berdiri
bagaikan sebuah cermin jernih di hadapanmu, kamu memandang ke dalam diriku dan
melihat bayanganmu. Kemudian kamu berkata, “Aku cinta kamu.” Tetapi sebenarnya,
kamu mencintai dirimu dalam diriku (Khalil Gibran)
Ketika cinta memanggilmu
maka dekatilah dia walau jalannya terjal berliku, jika cinta memelukmu maka
dekaplah ia walau pedang di sela-sela sayapnya melukaimu. (Khalil Gibran)
Ketika tiba saat
perpisahan janganlah kalian berduka, sebab apa yang paling kalian kasihi
darinya mungkin akan nampak lebih nyata dari kejauhan – seperti gunung yang
nampak lebih agung terlihat dari padang dan dataran. (Khalil Gibran)
Manusia tidak dapat
menuai cinta sampai dia merasakan perpisahan yang menyedihkan dan yang mampu
membuka pikirannya, merasakan kesabaran yang pahit dan kesulitan yang
menyedihkan. (Khalil Gibran)
Orang bodoh yang sombong
menyalahkan cermin dan bukan langitnya, dan menyalahkan bayangannya dan bukan
bulan yang bercahaya dari ketinggian langit. (Khalil Gibran)
Orang-orang berkata, jika
ada yang dapat memahami dirinya sendiri, ia akan dapat memahami semua orang.
Tapi aku berkata, jika ada yang mencintai orang lain, ia dapat mempelajari
sesuatu tentang dirinya sendiri. (Khalil Gibran)
Penampilan segala sesuatu
berubah menurut perasaan, dan karenanya kita dapat melihat keindahan dan pesona
di dalamnya, sementara pesona dan keindahan sebenarnya hanya terdapat di dalam
diri kita. (Khalil Gibran)
Penderitaan yang
menyakitkan adalah koyaknya kulit pembungkus kesedaran- seperti pecahnya kulit
buah supaya intinya terbuka merekah bagi sinar matahari yang tercurah. (Khalil
Gibran)
Pengetahuan terkini dari
manusia adalah kabut di atas ladang. Ketika matahari beranjak naik mendekati
cakrawala, kabut akan menyerah kepada cahayanya (Khalil Gibran)
Penyiksaan tidak membuat
manusia tak bersalah jadi menderita: penindasan pun tak dapat menghancurkan
manusia yang berada di pihak Kebenaran: Socrates tersenyum ketika disuruh minum
racun, dan Stephen tersenyum ketika dihujani dengan lemparan batu. Yang
benar-benar menyakitkan hati ialah kesedaran kita yang menentang penyiksaan dan
penindasan itu, dan terasa pedih bila kita mengkhianatinya. (Khalil Gibran)
Pohon adalah syair yang
ditulis bumi pada langit. Kita tebang pohon itu dan menjadikannya kertas, dan
di atasnya kita tulis kehampaan kita. (Khalil Gibran)
Rahasia sebuah hati
disandangkan di dalam penderitaan, dan hanya di dalam penderitaan, sukacita bisa
ditemukan. Sementara kebahagiaan hanya berfungsi untuk menyembunyikan misteri
terdalam dari kehidupan. (Khalil Gibran)
Ada orang mengatakan
padaku, “Jika engkau melihat ada hamba tertidur, jangan dibangunkan, barangkali
ia sedang bermimpi akan kebebasan.” Kujawab,”Jika engkau melihat ada hamba
tertidur, bangunkan dia dan ajaklah berbicara tentang kebebasan.” (Khalil
Gibran)
Setiap orang muda pasti
teringat cinta pertamanya dan mencuba menangkap kembali hari-hari asing itu,
yang kenangannya mengubah perasaan direlung hatinya dan membuatnya begitu
bahagia di sebalik kepahitan yang penuh misteri. (Khalil Gibran)
Kuhancurkan
tulang-tulangku, tetapi aku tidak membuangnya sampai aku mendengar suara cinta
memanggilku dan melihat jiwaku siap untuk berpetualang” (Khalil Gibran)
Pabila cinta memanggilmu…
ikutilah dia walau jalannya berliku-liku… Dan, pabila sayapnya merangkummu…
pasrahlah serta menyerah, walau pedang tersembunyi di sela sayap itu
melukaimu…” (Khalil Gibran)
Aku akan berjalan bersama
mereka yang berjalan. Kerana aku tidak akan berdiri diam sebagai penonton yang
menyaksikan perarakan berlalu. (Khalil Gibran)
Aku berjalan selalu di
pantai ini. Antara pasir dan buih, Air pasang bakal menghapus jejakku. Dan
angin kencang menyembur hilang buih putih. Namun lautan dan pantai akan tinggal
abadi. (Khalil Gibran)
Aku ingin mencintaimu
dengan sederhana… seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang
menjadikannya abu… Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti isyarat yang
tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada… (Khalil
Gibran)